Thursday, August 4, 2011

Ali bin Abi Thalib (sa) wazir Rasulullah saw


قَالَ رَب اشرَحْ لى صدْرِى‏.وَ يَسرْ لى أَمْرِى‏. وَ احْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسانى يَفْقَهُوا قَوْلى. وَ اجْعَل لى وَزِيراً مِّنْ أَهْلى‏ هَارُونَ أَخِى. اشدُدْ بِهِ أَزْرِى‏. وَ أَشرِكْهُ فى أَمْرِى‏
“Berkata Musa: ‘Ya Rabbi, lapangkan untukku dadaku, mudahkan untukku urusanku, lepaskan kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, jadikanlah untukku seorang wazir dari keluargaku, dan jadikan dia sekutu dalam urusanku.”

Rasulullah saw memohon kepada Allah swt seorang wazir dari keluarganya, sebagaimana Nabi Musa (as) memohon wazir dari keluarganya. Allah swt mengijabah permohonannya, Ali bin Abi Thalib (sa) menjadi wazir Rasulullah saw sebagaimana Harun menjadi wazir Nabi Musa (as).

Dalam tafsir Al-Kabir, tentang surat Al-Maidah, 55:

“Sesungguhnya tiada lain pemimpin kalian adalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang menegakkan shalat dan menunaikan zakat ketika sedang ruku.”

Di bagian akhir tafsir ayat ini Fakhrur Razi mengatakan:
Telah diriwayatkan bahwa Abu Dzar Al-Ghifari berkata: Pada suatu hari kami melakukan shalat Zuhur bersama Rasulullah saw, kemudian datang ke dalam masjid seorang peminta-minta dan tidak ada seorang pun yang memberikan sesuatu kepadanya. Lalu peminta-minta itu menengadahkan tangannya ke langit dan berdoa: Ya Allah, saksikan aku meminta-minta di masjid Rasulullah saw, tapi tidak ada seorang pun yang memberikan sesuatu kepadaku.” Saat itu Ali (sa) sedang ruku’, lalu ia mengisyaratkan jari kanannya, yang padanya terdapat cincin, lalu peminta-minta itu mengambil cincinnya dan Rasulullah saw melihatnya. Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Ya Allah, sesungguhnya saudaraku Musa bermohon kepada-Mu: Ya Rabbi, lapangkan untukku dadaku, mudahkan untukku urusanku, lepaskan kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, jadikanlah untukku seorang wazir dari keluargaku, dan jadikan dia sekutu dalam urusanku’ (Thaha: 25-32). Lalu Engkau turunkan Al-Qur’an dengan menyatakan: ‘Kami akan membantumu dengan saudaramu dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar.’ (Al-Qashash: 35). Ya Allah, aku adalah Muhammad nabi-Mu dan pilihan-Mu, lapangkan untukku dadaku, mudahkan untukku urusanku, lepaskan kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, jadikanlah untukku seorang wazir yaitu Ali dari keluargaku, dan dengannya kokohkan punggungku.”

Abu Dzar berkata: Demi Allah, belum selesai Rasulullah saw menyampaikan permohonannya, Jibril datang dan berkata: Wahai Muhammad, aku datang untuk menyampaikan: “Sesungguhnya tiada lain pemimpin kalian adalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang menegakkan shalat dan menunaikan zakat ketika sedang ruku.” (Al-Maidah: 55).

Hadis ini juga disebutkan oleh As-Sablanji dalam kitabnya Nur Al-Abshar, halaman 170. Dan dikutip juga oleh Abu Ishaq Ahmad Ats-Tsa’labi dalam tafsirnya, disebutkan juga dalam:

1. Syawahidut Tanzil, Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, jilid 1, halaman 179, hadis ke 235.
2. Tadzkirah Al-Khawwash, As-Sabth bin Al-Jauzi Al-Hanafi, halaman 15.
3. Nurul Abshar, Asy-Syablanji, halaman 70, cet. As-Sa’idiyah; halaman 71, cet. Al-‘Utsmaniyah.
4. Nizham Durar As-Samthin, Az-Zarnadi, halaman 87.
5. Al-Fushulul Muhimmah, Ibnu Shabagh Al-Maliki, halaman 108.
6. Ar-Riyadh An-Nadharah, jilid 2, halaman 214, cetakan kedua.
7. Mathalib As-Saul, Ibnu Thalhah Asy-Syafi’i, jilid 87.
8. Faraid As-Samthin, jilid 1, halaman 192, hadis ke 151.
Wassalam
Dikutip dari blog Syamsuri Rifai

No comments:

Post a Comment