Januari 17, 2008 pukul 2:55 am
|
|
Oleh Jalaluddin Rakhmat
Dalam Surat Al-Mudatsir ayat 42-45,
Al-Qur’an bercerita tentang perbincangan di antara para penghuni surga dan
neraka pada Hari Kiamat. Sebelumnya, pada ayat 38-41 disebutkan: “Setiap diri
akan tergadai oleh hasil usahanya kecuali kelompok-kelompok kanan. Mereka
saling berbicara di surga, berkenaan dengan orang-orang yang berdosa.”
Para ahli surga bertanya kepada para
pendosa, “Mâ salakakum fî saqar? Apa yang membawamu ke Neraka Saqar?” Kata
salaka sebenarnya berarti menempuh perjalanan. Orang yang menempuhnya disebut
sâlik, sedangkan perjalannya disebut suluk.
Dalam Tasawuf, istilah suluk khusus
diperuntukkan untuk orang yang menempuh perjalanan mendekati Allah swt. Namun
dalam ayat ini, Tuhan bercerita tentang suluk sebagai perjalanan yang membawa
manusia kepada neraka. Jadi, terdapat dua macam suluk. Yang pertama, yang
membawa kita ke surga. Contohnya terdapat dalam suatu hadits “Man salaka
thâriqan yaltamisu fîhi ‘ilman, sahhalallâhu lahu thâriqan ilal jannah. Barang
siapa yang meniti jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya
jalan masuk ke surga.” Adapun suluk yang kedua, ialah jalan yang menyebabkan
kita masuk neraka.
“Suluk apa yang kamu jalankan
sehingga kamu masuk neraka?” Demikian ditanyakan para ahli surga. Penghuni
neraka menjawab, “Qâlû lam naku minal mushallîn. Dulu kami tidak termasuk pada
golongan orang-orang yang shalat. Wa lam naku nuth’imul miskîn. Dan kami tidak
memberi makan orang miskin. Wa kunnâ nakhûdhu ma’al khâidhîn. Dan kami
menggunjing bersama para penggunjing” (QS. Al-Mudatsir 42-45) Dari ayat-ayat
itu kita ketahui bahwa jalan-jalan yang membawa kita ke neraka di antaranya
adalah sebagai berikut;
Meninggalkan Shalat
Menjama’ shalat bukan termasuk kepada melalaikan shalat. Yang dimaksud dengan meninggalkan shalat adalah orang-orang yang tidak mau melakukan jama’ sehingga ia kehilangan shalatnya. Yang dimaksud dengan melalaikan shalat pun bukan orang yang mengqadha shalat, melainkan orang yang tidak mau mengqadha shalat sehingga ia tidak melaksanakan shalat sama sekali.
Menjama’ shalat bukan termasuk kepada melalaikan shalat. Yang dimaksud dengan meninggalkan shalat adalah orang-orang yang tidak mau melakukan jama’ sehingga ia kehilangan shalatnya. Yang dimaksud dengan melalaikan shalat pun bukan orang yang mengqadha shalat, melainkan orang yang tidak mau mengqadha shalat sehingga ia tidak melaksanakan shalat sama sekali.
Saya akan kemukakan satu hadits yang
berkenaan dengan orang-orang yang meninggalkan shalat. Suatu hari, Sayyidah
Fathimah as bertanya kepada Rasulullah saw, “Yâ Abâtah, apa yang akan
didapatkan oleh orang yang melecehkan shalatnya, menganggap enteng kepada
shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan?” Rasul bersabda, “Hai Fathimah,
barang siapa yang melecehkan shalatnya menganggap enteng kepada shalatnya, baik
laki-laki maupun perempuan, Tuhan akan menyiksanya dengan lima belas perkara.
Enam perkara di dunia, tiga pada saat ia mati, tiga lagi pada waktu ia berada
di kuburnya, dan tiga perkara pada Hari Kiamat, ketika ia keluar dari
kuburnya.”
Enam siksaan yang diberikan di dunia
adalah;
1. Allah akan menghilangkan berkah
dari usianya
2. Allah akan menghapuskan berkah
dari rezekinya
3. Wibawa orang shaleh pun akan
dihilangkan dari wajahnya
4. Amal yang dikerjakannya tidak
akan memperoleh pahala
5. Doanya tidak akan naik sampai ke
langit
6. Ia tidak akan memperoleh bagian
dalam doa orang-orang shaleh.
Para shâlihin selalu mendoakan Kaum
Muslimin dan Muslimat. Semua orang kebagian doa mereka kecuali orang-orang yang
tidak shalat. Jadi, shalat itu seperti halnya kupon dalam pembagian Sembako.
Walaupun setiap orang berhak atas Sembako itu, orang yang tidak punya kupon
tidak akan mendapatkannya.
Adapun tiga perkara yang akan
menimpa orang yang meninggalkan shalat pada waktu ia mati adalah:
1. Dia akan mati dalam keadaan
sangat terhina
Kita baca dalam beberapa hadits
bahwa bila kita mati, Tuhan akan menyelenggarakan semacam Upacara Penerimaan di
Alam Malakut. Ribuan malaikat dikirim untuk acara itu. Untuk orang-orang yang
tidak shalat, Tuhan akan mengirim malaikat-malaikat yang berwajah sangat
menakutkan.
Selain itu, Allah akan mencabut
nyawanya seperti orang yang menyisir bulu domba yang basah. Beda halnya dengan
orang mukmin yang shalat, ruhnya akan diambil begitu mudahnya seperti keluarnya
air dari dalam cerek.
Dalam Upacara Penyambutan kematian
orang fasik, ruhnya akan disimpan dalam kain yang amat buruk. Ruh itu
menyebarkan bau yang sangat tidak sedap sehingga seluruh arwah dan malaikat
bertanya-tanya, “Ruh siapakah itu?” Malaikat yang membawanya akan menjawab,
“Inilah ruh Fulan Ibnu Fulan.” Dan disebutkanlah gelaran-gelaran buruk yang
diperoleh orang fasik itu di dunia. Misalnya, “Oh, inilah Fulan si Tukang
Mengadu Domba.”
Tapi apabila dia adalah seorang
mukmin yang shaleh, ruhnya akan diletakkan dalam sebuah kain yang diambil dari
surga. Ruh itu akan menyebarkan harum yang semerbak. Para arwah dan malaikat pun
bertanya, “Ruh siapakah ini?”. Dijawab, “Inilah ruh Fulan Ibnu Fulan.” Dan
disebutkanlah semua gelaran-gelaran baik yang pernah ia dapatkan di dunia. “Oh,
inilah Fulan. Orang yang baik, dermawan, dan sabar.”
2. Dia akan mati dalam keadaan lapar
Pada saat ia menghadapi ajal, dia
akan merasakan kelaparan yang sangat luar biasa.
3. Dia akan mati dalam keadaan
dahaga
Orang yang meninggalkan shalat,
sekalipun ia diberi minum dari seluruh sungai yang mengalir di dunia ini, rasa
hausnya tidak akan hilang pada saat ia meninggal.
Sedangkan tiga siksaan yang akan
menimpa dia di alam kuburnya ialah:
1. Tuhan akan menempatkan malaikat
yang kerjanya hanya akan mengganggu dia. Membuat dia takut dan mengguncangkan
badannya di alam kubur.
2. Kuburannya akan Tuhan sempitkan
3. Tuhan pun akan menjadikan
kuburannya gelap
Adapun tiga perkara yang akan
menyiksanya pada Hari Kiamat adalah:
1. Orang yang melalaikan shalat akan
diseret wajahnya oleh para malaikat. Pada Hari Kiamat nanti, semua makhluk akan
melihatnya.
2. Dia akan dihisab dengan hisaban
yang berat
3. Allah tidak akan memperhatikan
dia pada Hari Kiamat. Tidak akan diampuni dosa-dosanya dan baginya azab yang
pedih.
Nabi saw bersabda, “Tidak ada yang
membedakan muslim dengan kafir itu kecuali orang yang meninggalkan shalat
fardhu dengan sengaja atau merendahkan dan melecehkan shalatnya.”
Tidak Memberikan Makanan kepada
Orang-Orang Miskin
Jalan kedua untuk masuk neraka ialah
dengan tidak membagikan makanan kepada fakir miskin. Bila ada orang Islam rajin
memberi makan orang miskin tapi ia tidak shalat, maka ia akan masuk Neraka
Saqar. Tapi bila ada orang Islam yang suka shalat tapi tidak pernah memberi
makan orang miskin, dia pun akan masuk Neraka Saqar.
Lalu apa buktinya kalau orang yang
suka shalat itu masuk Neraka justru karena shalatnya? Al-Qur’an menjawabnya
dalam surat Al-Ma’un 4-6. “Celakalah orang-orang yang shalat. Yang lalai dalam
shalatnya. Yaitu orang yang menjadikan shalat sebagai alat untuk memamerkan
kesalehannya.” Shalat adalah alat paling efektif untuk memamerkan kesalehan dan
menyembunyikan kesalahan.
Orang-orang yang bakhil mesti rajin
shalatnya karena dia ingin menyembunyikan kebakhilannya itu. Menampakkan
kesalehan dengan shalat ialah cara yang paling gampang, tidak perlu
mengeluarkan uang.
Orang yang celaka shalatnya ialah
orang yang riya shalatnya dan tidak mau memberikan pertolongan kepada orang
miskin. Orang miskin adalah orang yang dizhalimi. Dalam Al-Qur’an amal yang
paling sering disebut adalah memberi makan orang miskin. Amalan membangun
mesjid malah tidak ada dalam AL-Qur’an. Bahkan ada pembangunan mesjid yang
dikecam dalam Al-Qur’an, yaitu pembangunan Mesjid Dhirar.
Menggunjing Bersama Para Penggunjing
“Wa kunna nakhûdhu ma’al khâidhîn.”
Itulah jawaban ahli neraka selanjutnya ketika ditanya jalan apa yang telah
mereka tempuh sampai ke Neraka Saqar. Kata nakhûdhu artinya berbicara atau
mengobrol sedangkan kata ma’al khâidzîn artinya bersama orang-orang yang
mengobrol. Para ahli tafsir menjelaskan bahwa mengobrol dalam hal ini berarti
mempergunjingkan orang lain, mengadu domba, mencemoohkan ayat-ayat Al-Qur’an
-yang biasanya dilakukan oleh orang-orang munafik, menggunting dalam lipatan,
menyakiti hati orang lain, atau menyebarkan desas-sesus.
Dosa yang meluruskan jalan kita ke
Neraka Saqar ialah dengan melakukan obrolan-obrolan semacam ini. Di dalam
Al-Qur’an disebutkan bahwa kalau kita mendengar obrolan semacam itu. “Janganlah
kamu duduk bersama mereka sampai obrolannya pindah kepada topik yang lain.”
(QS. An-Nisâ 140) Jika Anda melakukan itu, walaupun Anda shalat dan memberi
makan orang miskin, Anda tetap akan masuk Neraka Saqar.
Dari uraian di atas dapat kita tarik
kesimpulan bahwa terdapat tiga tarekat atau suluk yang membawa kita ke neraka:
1. Meninggalkan shalat
2. Tidak memberi makan kepada orang
miskin
3. Rajin menyebarkan desas desus,
isu, dan mempergunjingkan orang lain.
http://jalal-center.com
No comments:
Post a Comment