Mengapa Rasulullah dirindui dan dicintai?
Rasulullah  itu adalah orang yang sangat dicintai oleh para  sahabatnya, umumnya  para sahabat mencintai Rasulullah Saw, walau ada  sebahagian sahabat  yang diam-diam membenci Rasulullah. Tetapi majoritas  sahabat itu sangat  mencintai Rasulullah Saw.
Pernah  suatu malam Rasulullah mendengar suara beberapa orang di luar   kamarnya, Rasulullah menegur: “Kenapa kalian berkumpul di sini?” lalu   mereka menjawab: “Ya Rasulullah, kami tidak bisa tidur khuatir ketika   kami tidur nanti, orang-orang kafir datang dan membunuhmu.” Mereka   sukarela menjadi pelindung Rasulullah Saw, datang sendiri, tidak  dibayar.  Tetapi Rasulullah Saw mengatakan, “Tidak, Allah melindungi  aku,  pulanglah kamu ke tempat kamu masing-masing.”
Ada  seorang pedagang minyak wangi, di Madinah. Setiap kali pergi ke  pasar,  dia singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw, dia tunggu sampai  Rasulullah  keluar. Setelah Rasulullah keluar, dia hanya mengucapkan  salam lalu  memandang Rasulullah saja, setelah puas dia pergi. Suatu saat  setelah  dia ketemu Rasululllah dia pergi, lalu tak lama kemudian balik  lagi  dari pasar dan dia datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin,  “Saya  ingin melihat engkau ya Rasulullah, karena saya takut tidak bisa   melihat engkau setelah ini.” Dan Rasulullah mengizinkannya.
Kemudian,  setelah kejadian itu Rasulullah tidak pernah melihat lagi  tukang  minyak wangi itu. Disuruhnya sahabatnya pergi melihat, ternyata  ia  sudah meninggal dunia tidak lama setelah dia pergi dari pasar dan   memandang wajah Rasulullah Saw itu. Lalu kata Rasulullah Saw:   “Kecintaannya kepadaku akan menyelamatkan dia di hari akhirat.”
Ada  lagi seorang sahabat Rasulullah bernama Abu Ayyub Al-Anshari.  Ketika  Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau beristirahat dahulu di  pinggiran  kota menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari. Rumahnya itu dua  tingkat,  Abu Ayyub dan istrinya di tingkat atas dan Rasulullah Saw di  bawah.  Pada malam hari Abu Ayub dan istrinya tidak bisa tidur karena  mereka  takut menggerakkan tubuhnya, semua terbujur seperti sebongkah  kayu  menahan dirinya untuk tidak bergerak. Mereka takut kalau bergerak,   nanti debu-debu dari atas itu berjatuhan kepada Rasulullah. Setelah   Rasulullah mengetahui hal itu, beliau sangat terharu lalu kepada Abu   Ayub diajarkan sebuah doa sebagai penghargaan beliau atas cinta yang   tulus dari Abu Ayub.
Dalam  perang Uhud, ketika kaki Rasulullah terluka, ada seorang  sahabat  melihatnya lalu mengejar Rasulullah. Dia pegang kaki itu lalu  dia  bersihkan luka itu dengan jilatannya. Rasulullah kaget lalu berkata,   “Lepaskan! Lepaskan!” Sahabat itu berkata: “Tidak Ya Rasulullah, aku   tidak akan melepaskannya sampai luka ini kering!”
Ada  lagi seorang sahabat, yang setelah Rasulullah meninggal dunia,   membanggakan mulutnya yang tidak ada gigi lagi. Saat perang Uhud itu   juga, Rasulullah cedera karena rantai pelindung kepalanya menusuk   pipinya. Lalu seorang sahabat menarik rantai itu dengan giginya, tapi   sebelum rantai itu keluar, seluruh giginya rontok. Dia bangga bahwa   giginya itu berjatuhan karena membela Rasulullah yang dicintainya.   Sehingga menjadi satu kebahagiaan tersendiri. Ini, sekali lagi masalah   cinta, dan cinta itu selalu tidak wajar.
Ada  satu contoh lagi kecintaan orang kepada Rasulullah Saw. Menjelang   suatu peperangan, Rasulullah sedang membariskan pasukannya karena   Rasulullah selalu merapikan barisan pasukannya. Ternyata ada seorang   sahabat, mungkin karena perutnya terlalu besar, selalu perutnya itu   berada di luar barisan. Kemudian Rasulullah lewat dan memukul perutnya   itu agar dirapikan dengan barisan. Lalu sahabat itu memandang Rasulullah   dan berkata: “Engkau diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam,   kenapa kau sakiti perutku?” Lalu Rasulullah turun dari kudanya, dan   menyerahkan alat pemukul itu, lalu berseru: “Pukullah aku! Sebagai   qishas atas kesalahanku.” Kemudian orang itu berkata: “Tapi engkau pukul   langsung kepada kulit perutku.” Lalu Rasulullah segera membuka   pakaiannya, tiba-tiba sahabat itu memeluk Rasulullah dan mencium   perutnya. Rasulullah kaget dan berkata: “Ada apa denganmu?” Sahabat itu   menjawab: “Ya Rasulullah, genderang perang sudah ditabuh, mungkin ini   adalah saat terakhir perjumpaanku denganmu. Saya ingin sebelum meninggal   dunia, sempat mencium perutmu yang mulia.”
Dan  sahabat itu kemudian gugur di medan perang setelah mencium perut   Rasulullah Saw. Rupanya ini hanya strategi dia agar bisa mencium perut   Rasulullah Saw.
Kelak,  setelah Rasulullah meninggal dunia, kecintaan para sahabat itu   diungkapkan dengan kerinduan yang luar biasa kepada Rasulullah Saw.
Bilal  yang selalu adzan semasa hidup Rasulullah tidak mau beradzan  lagi  setelah wafat Rasulullah karena Bilal tidak sanggup mengucapkan   “Asyhadu anna Muhammad Rasululah” karena ada kata-kata Muhammad di situ.   Tapi karena desakan Sayyidah Fatimah yang saat itu rindu mendengar   suara adzan Bilal, dan mengingatkan beliau akan ayahnya. Bilal akhirnya   dengan berat hati mau beradzan. Saat itu waktu Subuh, dan ketika Bilal   sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Bilal tidak   sanggup meneruskannya, dia berhenti dan menangis terisak-isak. Dia turun   dari mimbar dan minta izin pada Sayyidah Fatimah untuk tidak lagi   membaca adzan karena tidak sanggup menyelesaikannya hingga akhir. Ketika   Bilal berhenti saat adzan itu, seluruh Madinah berguncang karena   tangisan kerinduan akan Rasulullah Saw.
Mengapa  Rasulullah dirindui atau dicintai? Itu bukan hanya karena  Allah SWT  membuka hati mereka untuk rindu, tetapi karena akhlak  Rasulullah yang  menarik kecintaan mereka. Dan akhlak itu adalah Sunnah.  Sekiranya kita  mencontoh akhlak beliau ini, pasti kitapun akan dicintai  oleh banyak  manusia. Tentu tidak oleh semua manusia, karena Rasulullah  juga tidak  dicintai oleh semua manusia, tidak dicintai oleh semua  sahabat dan  tidak dicintai oleh semua makhluk. Tapi sekiranya kita  mempraktekkan  akhlak Rasulullah itu dalam pergaulannya dengan orang  banyak, pasti  kitapun akan menjadi manusia, yang dicintai oleh  kebanyakan umat  manusia.
*Potongan dari Ceramah yang disampaikan pada Pengajian Lebak Bulus 8 Mei 2003
sumber: http://greatteacherika.blogspot.com/2011/02/mengapa-rasulullah-dirindukan-dan.html

 
No comments:
Post a Comment