Wednesday, August 3, 2011

Riwayat Hidup Imam Baqir as Imam Muhammad Baqir pimpinan para Arif dan Ahli Salik

Kode: 213486 Tanggal: 2010/11/17Sumber: www.abna.ir
print

Riwayat Hidup Imam Baqir as
Imam Muhammad Baqir pimpinan para Arif dan Ahli Salik

Ibnu Hajar seorang ulama sunni berkata,'' Muhammad Baqir merupakan pembedah harta keilmuan yang tersimpan, dia memaparkan hakikat-hakikat tersembunyi hukum-hukum, hikmah dan rahasia keilmuan. Berbagai rahasia keilmuan yang tidak ada kemungkinan untuk dibeber masa-masa sebelumnya telah dipaparkan pada masa beliau dengan jelas, karena alasan-alasan itu maka dia disebut sebagai Baqirul Ulum (sang pembedah ilmu) dan sang pionir pengetahuan. Abdullah bin Atha, seorang pembesar ulama sunni lainnya berkata, '' Aku tidak pernah melihat para ulama terlihat kecil dalam sebuah pertemuan
kecuali ketika mereka bersama Muhammad bin Ali Al Baqir''

Imam Muhammad Baqir pimpinan para Arif dan Ahli Salik
Imam Muhammad AlBaqir lahir pada awal bulan Rajab di kota Madinah tahun 57 HQ. Orang tua beliau adalah Husain bin Ali sedang ibu beliau adalah Fathimah yang lebih dikenal sebagai Umi Abdillah salah seorang putri dari Imam Hasan AlMujtaba. Jadi beliau memiliki dua orang tua yang berasal dari Bani Hasyim. Imam Baqir shahid pada hari senin tanggal 7 dzulhijjah tahun 114 HQ pada umur 57 tahun, atas perintah Hisyam bin Abdul Malik seorang penguasa Umawiyah ahirnya beliau merengkuh syahadah karena diracuni. Beliau  dimakamkan di Madinah di pekuburan Baqi.
Imam Baqir adalah  salah seorang anak kecil yang ditahan pada peristiwa yang menimpa kakeknya di Karbala, pada waktu itu beliau masih berusia tiga tahun lebih tiga bulan. Semasa hidup beliau terkenal dengan keilmuan, ketaqwaan dan kesucian batinnya. Beliau terhitung sebagai tempat rujukan untuk memecahkan masalah keilmuan bagi umat Islam. Keberadaan Imam Muhammad Baqir merupakan pioner penabuh genderang yang membangunkan umat dari tidur panjang kelalaian. Karena beliau dikenal masyarakat sebagai tanda-tanda anak dari orang yang telah mempersembahkan jiwa raga demi utuhnya agama Islam disaat terjadi puncaknya penyimpangan atas nama agama Islam, penyimpangan yang hampir saja memusnahkan agama Islam. Imam Baqir juga berupaya menyampaikan dakwah yang berpusat di medan Karbala, sehingga masyarakat menjadi tahu atas apa yang sebenarnya terjadi.
Pada musim haji ribuan umat Islam baik dari Irak maupun Khurosan, berbondong minta fatwa beliau  dan menanyakan berbagai masalah yang mereka miliki. Hisyam bin Abdul Malik ketika dia memandang Imam Baqir dan bertanya siapakah dia, pada dia  orang-orang berkata dia adalah orang yang telah membuat masyarakat Kufah takjub, dia adalah Imam dari Irak. Para fukaha besar hauzah pusat pemikiran dan keilmuan menjadikan dia sebagai tempat merujuk ketika mereka menemui permasalahan yang sulit dipecahkan. Sudah begitu banyak dialog dialog dilakukan dengan Imam Baqir dan beliau dipojokkan dengan pertanyaan yang sulit dan dalam keadaan genting dihadapan pandangan masyarakat yang turut hadir, bukannya kalah dalam dialog  melainkan justru beliau malah berhasil membuat mereka terkesima. Beliau mampu memberikan jawaban cerdas, ilmiah, dengan dalil jelas, kuat  dan bisa diterima para penanya yang berusaha memojokkan beliau.
Hauzah ilmiah beliau merupakan tempat mendidik ratusan ilmuwan dan ahli hadis, hauzah itu merupakan tempat yang penting (dalam dunia Islam). Jabir Ja’fi berkata,” Abu Ja’far telah meriwayatkan tujuh puluh ribu hadis padaku” Muhammad bin Muslim berkata,” ketika ada suatu masalah yang terasa sulit dipecahkan aku tanyakan hal itu pada Abu Ja’far, hingga aku dapatkan tiga puluh ribu hadis dari pertanyaan-pertanyaanku itu.” Imam Muhammad Baqir ketika menyifati syiahnya berkata,” Begitulah Syiah kami dan syiah Ali, mereka mengikuti kami dengan totalitas jiwa dan raga tanpa ada riya sedikitpun, dan demi menjaga dan menghidupkan agama mereka selalu melindungi kami, ketika mereka marah tidak ada kerugian yang timbul darinya dan  ketika mereka sedih  mereka tidak berlarut-larut dalam kesedihannya itu. Siapapun yang menjadi tetangga mereka akan mendapat berkah, ketika ada yang bermasalah dengan mereka, mereka berupaya mencari jalan pemecahan damai. Dan syiah kami adalah orang yang taat pada Allah swt.”
Imam Baqir as dihadapan Penguasa Zalim
Imam Baqir hidup semasa dengan lima orang khalifah bani Umayah yaitu Walid bin Abdul Malik, Sulaiman bin Abdul Malik, Sulaiman bin abdul Aziz, Yazid bin abdul Malik, dan Hisyam bin Abdul Malik. Semua khalifah ini adalah orang sombong dan takabur kecuali khalifah Umar bin Abdul Aziz, mereka senantiasa mengganggu dan mempersulit Imam Baqir as. Pada masa-masa itu beliau memiliki kesempatan untuk menyebarkan ilmu yang lebih luas, lebih dari itu beliau juga telah meletakkan pondasi awal pembentukkan universitas Islam pada masa keimamahan beliau, usaha yang kemudian dilanjutkan dan diselesaikan pada zaman putra beliau yang bernama Ja’far As Shodiq as. Metodologi dakwah yang diaplikasikan oleh Imam pendahulu beliau yaitu Imam Baqir dan Imam Sajad as dilakukan secara sembunyi-sembunyi dengan metodologi dakwah bawah tanah, karena menggunakan metode ini maka tidak ada yang mengetahui dakwah yang mereka lancarkan. Namun, walau sudah dilakukan dengan sembunyi-sembunyi tetap saja bisa bocor, mengetahui itu khalifah menjadi marah besar dan akhirnya mereka dibuang dan diasingkan agar tidak bisa berhubungan dengan masyarakat.
Pada ahirnya tahun 114 H Imam Baqir  as yang menjadi sumber kemarahan khalifah Hisyam bin Abdul Malik diracuni dan beliau merengkuh syahadah dengan perantara pembantu yang berkhianat pada beliau. Jenazah orang besar ini dimakamkan dekat dengan kuburan orang tua beliau di pekuburan Baqi.
Keutamaan dan Keilmuan Imam Muhammad Baqir As
Semasa hidup beliau mengabdikan diri dengan menyebarkan ilmu Islam dan mendidik para murid beliau, beliau mengajarkan masalah pengenalan agama Islam, fikih, dan hukum Islam. Selain itu beliau juga menyiapkan diri untuk menjadi tempat rujukan masyarakat dalam mencari pemecahan masalah dalam berbagai hal. Beberapa murid beliau diantaranya : Muhammad bin muslim, Zurarah bin Ain, Abu Nashir, Hisyam bin Salim, Jabir bin yazid, Hamron bin Ain, dan Barid bin Muawiyah Al Ajali. Berkat beliau terjadi capaian keilmuan sebegitu rupa sehingga beliau pun disebut sebagai Baqirul Ulum ( pemecah keilmuan). Seorang ulama besar sunni Ibnu Hajar Al Haitami terkait Imam Baqir menulis, ''Muhammad Baqir merupakan pembedah harta keilmuan yang tersimpan dia memaparkan hakikat-hakikat tersembunyi hukum-hukum, hikmah dan rahasia keilmuan. Berbagai rahasia keilmuan yang tidak ada kemungkinan untuk dibeber pada masa-masa sebelumnya telah dipaparkan pada masa beliau dengan jelas, karena alasan-alasan itu maka dia disebut sebagai Baqirul Ulum (sang pembedah ilmu) dan sang pionir pengetahuan” Abdullah bin Atha, seorang pembesar ulama suni lainnya berkata,'' Aku tidak pernah melihat para ulama terlihat kecil dalam sebuah pertemuan kecuali ketika mereka bersama Muhammad bin Ali AlBaqir''. Dalam ceramahnya Imam Baqir lebih sering mengungkapkan dalil atas ucapannya dari Qur’an dan menyatakan diri sebagai saksi(hujjah) atas kalam Allah swt. Beliau berkata, “ Atas semua yang aku sampaikan tanyakanlah padaku dimana pembahasan itu ada dalam Qur’an, aku akan jelaskan ayat yang berhubungan dengannya.”
Sembilan Panah pada Jantung Hisyam
Terjadi peristiwa menarik yang penuh hikmah. Peristiwa lomba memanah ditempat yang dipersiapkan Hisyam bin Abdul Malik dimana Imam baqir diundang untuk dibuat runtuh wibawanya dengan mengalahkan beliau dalam pertandingan memanah itu. Khalifah berharap Imam akan menjadi hina dimata masyarakat. Tidak seperti yang Hisyam harapkan ternyata lomba itu malah menjadi sejarah keemasan dari Imam baqir dalam dunia permainan panah. Hisyam dengan perinci telah mempersiapkan perlombaan panah itu, dan sebelum Imam masuk Hisyam menyuruh para ahli panahnya untuk unjuk kebolehan. Setelah Imam masuk dan baru saja duduk Hisyam menghadapkan wajahnya pada Imam dan berkata,” Apakah kamu berminat untuk ikut lomba memanah?” Imam berkata, “ Sekarang aku sudah begitu tua dan waktu bermain panah sudah lama berlalu, jadi mohon maaf karena itu.” Hisyam sangat bahagia mendengar itu dan merasa kesempatan emas untuk mengalahkan imam sudah dihadapan mata, dia memaksa dan meminta agar imam ikut serta dalam lomba itu dengan memberikan busur dan anak panah pada Imam. Ahirnya Imam mengambil panah itu dan segera meletakkan panah pada  busur serta mengarahkan panah pada sasaran. Anak panah meluncur dan menancap tepat di tengah, kemudian beliau kirim panah berikutnya tepat di anak panah yang sudah menancap sebelumnya hingga anak panah pertama pecah menjadi dua, begitu berulang ulang hingga panah kesembilan, peristiwa ini sangat mengejutkan penonton yang datang pada waktu itu, mereka sangat takjub dan terkesima, peristiwa itu meninggalkan dampak besar dihati mereka yang menyaksikanna.
Tanpa disadari Hisyam berkata,” Ya Aba Ja’far kamu adalah pemanah terbaik diantara orang Arab maupun Ajam (non Arab), bagaimana kamu bisa berkata “ Aku sudah tua”? seketika dia menundukkan kepala dan sibuk dengan pikirannya. Setelah itu Imam Baqir dan putranya as diajak duduk di kursi khusus dan  diperlakukan dengan begitu istimewa. Hisyam kembali berkata,” Kaum Quraiys dari penutup keberadaan kemampuanmu untuk menjadi seorang pemimpin atas bangsa Arab dan Ajam, siapa yang mengajarkanmu keahlian memanah ini? Dan berapa lama kamu mempelajarinya? Imam berkata,” Kamu tahu bahwa orang Madinah biasa melakukan hal ini, aku pun sama, ketika masih muda aku sering melatih kemampuan ini, namun kemudian tidak aku lanjutkan lagi, namun karena kamu memaksaku akhirnya aku lakukan lagi. Hisyam bertanya lagi,” Apakah Ja’far juga memiliki keahlian seperti kamu? Imam menjawab,” Kami adalah keluarga penyempurna agama dan nikmat” pada hari ini telah kami sempurnakan untuk kalian agama kalian” kami saling mewariskan satu dengan yang lain dan bumi ini tidak akan pernah kosong dari orang-orang seperti kami walaupun sebentar saja.
Ucapan Pencerah Imam Baqir berkata:
“Aku nasihatkan padamu lima perkara, jika orang didzalimi kamu jangan berbuat dzalim, jika ada yang berkhianat padamu kamu jangan mengkhianati, jika ada yang membohongimu kamu jangan  marah, jika ada yang memujimu kamu jangan berbahagia, jika mereka berbuat baik padamu
jangan terlalu merasa gembira.”(*)

No comments:

Post a Comment