Posted by LovinJaH
on August 18, 2011 1
Oleh : Jalaluddin Rakhmat
Semua kaum Muslim berkeyakinan bahwa
dunia dan kehidupan ini akan berakhir. Akan datang suatu saat ketika manusia
berkumpul di pengadilan Allah Swt. Al-Quran menceritakan berkali-kali tentang
peristiwa Hari Kiamat ini, seperti yang disebutkan dalam surah Al-Ghasyiyah
ayat 1-16. Dalam surah itu, digambarkan bahwa tidak semua wajah ketakutan. Ada
wajah-wajah yang pada hari itu cerah ceria. Mereka merasa bahagia dikarenakan
perilakunya di dunia. Dia ditempatkan pada surga yang tinggi. Itulah kelompok
orang yang di Hari Kiamat memperoleh kebahagiaan. Tentang wajah-wajah yang
tampak ceria dan gembira di Hari Kiamat, Rasulullah pernah bersabda, “Semua
mata akan menangis pada hari kiamat kecuali tiga hal. Pertama, mata yang
menangis karena takut kepada Allah Swt. Kedua, mata yang dipalingkan dari
apa-apa yang diharamkan Allah. Ketiga, mata yang tidak tidur karena
mempertahankan agama Allah.” Mari kita melihat diri kita, apakah mata kita
termasuk mata yang menangis di Hari Kiamat? Dahulu, dalam suatu riwayat, ada
seorang yang kerjanya hanya mengejar-ngejar hawa nafsu, bergumul dan berkelana
di teinpat-tempat maksiat, dan pulang larut malam.Dari tempat itu, dia pulang
dalam keadaan sempoyongan. Di tengah jalan, di sebuah rumah, lelaki itu mendengar
sayup-sayup seseorang membaca Al-Quran. Ayat yang dibaca itu berbunyi: “Belum
datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan
janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab
kepadanya, kenudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka
menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang yang fasik (Qs 57:
16). Sepulangnya dia di rumah, sebelum tidur, lelaki itu mengulangi lagi bacaan
itu di dalam hatinya. Kemudian tanpa terasa air mata mengalir di pipinya. Si
pemuda merasakan ketakutan yang luar biasa. Bergetar hatinya di hadapan Allah
karena perbuatan maksiat yang pemah dia lakukan. Kemudian ia mengubah cara
hidupnya. Ia mengisi hidupnya dengan mencari ilmu, beramal mulia dan beribadah
kepada Allah Swt., sehingga di abad kesebelas Hijri dia menjadi seorang ulama
besar, seorang bintang di dunia tasawuf. Orang ini bernama Fudhail bin Iyadh.
Dia kembali ke jalan yang benar kerena mengalirkan air mata penyesalan atas
kesalahannya di masa lalu lantaran takut kepada Allah Swt. Berbahagialah
orang-orang yang pernah bersalah dalam hidupnya kemudian menyesali kesalahannya
dengan cara membasahi matanya dengan air mata penyesalan. Mata seperti itu
insya Allah termasuk mata yang tidak menangis di Hari Kiamat. Kedua, mata yang
dipalingkan dari hal-hal yang dilarang oleh Allah. Seperti telah kita ketahui
bahwa Rasulullah pernah bercerita tentang orang-orang yang akan dilindungi di
Hari Kiamat ketika orang-orang lain tidak mendapatkan perlindungan. Dari
ketujah orang itu salah satu di antaranya adalah seseorang yang diajak
melakukan maksiat oleh perempuan, tetapi dia menolak ajakan itu dengan
mengatakan, “Aku takut kepada Allah”. Nabi Yusuf as. mewakili kisah ini. Ketika
dia menolak ajakan kemaksiatan majikannya. Mata beliau termasuk mata yang tidak
akan menangis di Hari Kiamat, lantaran matanya dipalingkan dari apa-apa yang
diharamkan oleh Allah Swt. Kemudian mata yang ketiga adalah mata yang tidak
tidur karena membela agama Allah. Seperti mata pejuang Islam yang selalu
mempertahahkan keutuhan agamanya, dan menegakkan tonggak Islam. Itulah tiga
pasang mata yang tidak akan menangis di Hari Kiamat, yang dilukiskan oleh Al-Quran
sebagai wajah-wajah yang berbahagia di Hari Kiamat nanti.[] (Jalaluddin
Rakhmat, Renungan-Renungan Sufistik: Membuka Tirai Kegaiban, Bandung, Mizan,
1995, h. 165-167)
Sumber: http://www.2lisan.com/9/mata-yang-tidak-menangis-di-hari-kiamat/
Sumber: http://www.2lisan.com/9/mata-yang-tidak-menangis-di-hari-kiamat/
No comments:
Post a Comment