Tuesday, October 11, 2011

‘SBY Akan Dikenal Pemimpin yang Tak Peduli Kaum Minoritas’


16 02 2011
Ketua Dewan Syuro Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rakhmat berpendapat SKB 3 Menteri ambigu dan multitafsir. Ia juga menganggap Presiden SBY tidak tegas dalam menanggapi kasus-kasus kekerasan antar umat beragama di Indonesia.

“Kalau pemerintah tidak tegas, SBY akan dikenal sebagai presiden yang tidak peduli golongan minoritas,” ujarnya usai Diskusi ‘Tebarkan Senyum Sang Nabi’ di Pusdai, Jalan Diponegoro, Selasa (15/2/2011).

Menurutnya, kekerasan umat beragama ini mulai terjadi pada akhir jaman orde baru (orba). “Ini baru terjadi sekarang-sekarang ini, dulu damai-damai saja. Mulai ada tindakan kekerasan terhadap agama ini akhir jaman orba. Harusnya mereka membela Ahmadiyah, karena Ahmadiyah dalam keadaan terdzalimi,” jelasnya.

Ia pun menganggap Ahmadiyah tidak perlu dibubarkan. “Dibiarkan saja, kenapa harus dibubarkan?” tegasnya.

Di Jawa Barat sendiri, menurut Jalaludin, kaum minoritas akan mungkin menjadi sasaran seperti di Cikeusik. “Akan mungkin terjadi di Jabar kalau ada yang bermain. Untuk mencegahnya harusnya di Jabar ini ada dialog, kerjasama antar agama lain. Pendekatan dialognya tentu untuk saling memahami, bukan untuk saling menghakimi. Saya pernah ceramah di Gereja Protestan,” katanya.

Selaku penganut Syiah, Jalaluddin pun mengaku khawatir suatu saat akan menjadi sasaran. “Sebagai Syiah yang juga kaum minoritas juga ada kekhawatiran juga. Mungkin juga suatu saat saya yang menjadi sasaran,” ujarnya.

Namun Jalaluddin menganggap kaum Syiah itu sulit untuk diserang dibanding Ahmadiyah. “Ketika Ahmadiyah diajak dialog di televisi, mereka tampaknya tidak punya ustad, jadi kalah argumen. Kalau sekarang kita bawa Quraiss Shihab yang katanya Syiah juga, siapa yang tidak kenal dia. Dan banyak orang seperti dia yang bukan Syiah yang akan belain Syiah,” terangnya. 


(avi/ern) Selasa, 15/02/2011 18:25 WIB.

http://bandung.detik.com/read/2011/02/15/182551/1571570/486/sby-akan-dikenal-pemimpin-yang-tak-peduli-kaum-minoritas

No comments:

Post a Comment