Jum'at, 13 Mei 2011 - 08:40 wib
Berpikir positif untuk hidup bahagia. (Foto: Getty Images)
BANYAK cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan stres. Namun, sebenarnya hanya ada satu cara mudah yang bisa membuat hidup ini jauh lebih bahagia. Apa itu? Berpikir positif.
Ya, kalimat inilah yang diyakini ampuh sebagai obat penghilang stres. Sekilas memang terdengar sederhana, tapi dengan membiasakan diri berpikir positif, hidup kita terasa lebih ringan dalam menghadapi berbagai persoalan.
Menurut psikolog sekaligus penulis buku psikologi komunikasi Prof Dr Jalaluddin Rahmat, pikiran seseorang itu ajaib karena dapat mengubah kehidupan.Ia dapat mengubah kebahagiaan menjadi kesedihan, begitu juga sebaliknya, kesedihan dapat diubah jadi kebahagiaan, semua bergantung pada apa yang seseorang pikirkan.
“Sebenarnya hidup kita ini dikendalikan oleh pikiran. Senang atau sedih itu pilihan. Kita bisa memilih bahagia kalau kita berpikir positif, sebaliknya kalau kita sedih, ya itu karena diri kita sendiri yang memilih untuk sedih,” ujarnya di sela-sela diskusi bertema “Mengelola Stres dengan Benar” yang diadakan Pfizer Press Cycle (PPC), beberapa waktu lalu.
Dengan berpikir positif, seseorang dapat melahirkan sikap optimis. Sikap seperti inilah yang dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Stres pun bisa berakibat baik jika kita mampu mengelolanya dengan cara yang positif.
“Orang kalau hidupnya selalu pesimis tidak akan bisa maju. Ada kalanya stres itu bermanfaat jika disikapi dari sudut pandang positif karena bisa menjadi media pembelajaran bagi seseorang,” kata pria yang akrab disapa Kang Jalal ini.
Banyak orang beranggapan bahwa berpikir positif itu sulit, terlebih di tengah himpitan beban hidup yang semakin meningkat. Padahal, berpikir positif itu bisa dilatih. Bagaimana cara melatihnya?
Pertama, mulailah dari hal kecil pada pagi hari, seperti tersenyum saat melihat matahari terbit dan berkata, "Terima kasih Tuhan atas hidup yang masih Kau beri". Konon, cara simpel ini memiliki pengaruh besar dalam menimbulkan sikap positif seseorang pada hari itu.
“Coba saja praktikkan sendiri setiap pagi, setelah bangun tidur ucapkan rasa syukur kepada Tuhan, pasti itu berimbas baik seharian. Keliatannya sepele, tapi efeknya luar biasa,” tutur Kang Jalal.
Cara kedua yang bisa melatih kita berpikir positif, yaitu dengan meningkatkan selera humor. Bisa dengan menonton film komedi atau bergaul dengan orang yang humoris. Berdasarkan beberapa penelitian, orang yang memiliki selera humor yang tinggi jauh lebih bahagia dan dapat meminimalkan stres dalam dirinya.
Lewat sifat yang humoris pula, seseorang juga dapat dengan mudah melihat sisi baik dari setiap peristiwa. Inilah inti dari berpikir positif, selalu melihat sisi baik sebuah peristiwa dan meredam sisi buruknya.
“Orang yang punya pikiran positif, pembawaannya selalu tenang dan cenderung mampu mengambil sisi baik dari sebuah kejadian, dia tidak hanyut oleh kejadian tersebut melainkan dialah yang mengendalikan pikirannya atas kejadian itu,” sebut Kang Jalal.
Pada dasarnya, setiap peristiwa atau kejadian sifatnya netral.Adapun yang membuat dia positif atau negatif adalah cara berpikir seseorang. Sebagai contoh, peristiwa patah hati yang hampir semua orang alami dapat disikapi secara positif jika kita mampu mengambil sisi baik dari situ.
Patah hati itu kan biasa, mungkin nanti ada yang lebih baik daripada dia. Pemikiran seperti ini dapat membangkitkan kembali semangat seseorang. Namun, jika patah hati disikapi dengan kesedihan berlarut-larut, tentu saja hasilnya pun tidak baik. Orang itu akan diam di tempat dan hidupnya berujung pada kesedihan.
Sering melakukan introspeksi diri juga dapat menumbuhkan sikap positif. Dengan cara ini, seseorang akan mengenali dirinya sendiri, menerima segala kelebihan maupun kekurangannya.
Dikatakan Kang Jalal, dalam kondisi marah atau jengkel, usahakan cari 100 alasan yang membuat kita pantas diperlakukan buruk sehingga menyebabkan kita bereaksi negatif.
“Ketika kita sudah tahu alasan kepantasan itu, pelan-pelan marah kita akan reda dan hati kita juga terasa lebih lapang. Bukalah hati dan pikiran kita untuk menerima apa pun yang sulit atau bahkan tidak bisa kita ubah, setelah itu bangkit dan melangkahlah lebih baik,” paparnya.
Selain dapat meminimalkan stres, berpikir positif dapat membuat keadaan fisik kita jauh lebih sehat. Hormon-hormon yang berperan penting dalam proses metabolisme tubuh akan tersekresi dengan baik. Begitu juga dengan kinerja fungsi tubuh yang optimal. Lebih lanjut, berpikir positif juga dapat membantu proses penyembuhan seseorang.
“Pikiran yang sehat akan menular ke kondisi tubuh yang sehat pula.Moodseseorang akan bagus, kinerja organ tubuhnya pun akan maksimal. Bagi pasien penyakit berat, pola pikir yang positif ini akan sangat membantu proses penyembuhan,” kata dr Surjo Dharmono SpKJ (K), ahli kesehatan jiwa dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Khusus bagi pasien penyakit berat seperti kanker, dibutuhkan peran serta keluarga dan lingkungan dalam menstimulasi diri pasien untuk berpikir positif. Meski tidak dapat mengobati penyakitnya secara langsung, terapi berpikir positif dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga kualitas hidup pasien akan lebih baik dan persentase angka harapan hidupnya bisa lebih panjang.
Ya, kalimat inilah yang diyakini ampuh sebagai obat penghilang stres. Sekilas memang terdengar sederhana, tapi dengan membiasakan diri berpikir positif, hidup kita terasa lebih ringan dalam menghadapi berbagai persoalan.
Menurut psikolog sekaligus penulis buku psikologi komunikasi Prof Dr Jalaluddin Rahmat, pikiran seseorang itu ajaib karena dapat mengubah kehidupan.Ia dapat mengubah kebahagiaan menjadi kesedihan, begitu juga sebaliknya, kesedihan dapat diubah jadi kebahagiaan, semua bergantung pada apa yang seseorang pikirkan.
“Sebenarnya hidup kita ini dikendalikan oleh pikiran. Senang atau sedih itu pilihan. Kita bisa memilih bahagia kalau kita berpikir positif, sebaliknya kalau kita sedih, ya itu karena diri kita sendiri yang memilih untuk sedih,” ujarnya di sela-sela diskusi bertema “Mengelola Stres dengan Benar” yang diadakan Pfizer Press Cycle (PPC), beberapa waktu lalu.
Dengan berpikir positif, seseorang dapat melahirkan sikap optimis. Sikap seperti inilah yang dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Stres pun bisa berakibat baik jika kita mampu mengelolanya dengan cara yang positif.
“Orang kalau hidupnya selalu pesimis tidak akan bisa maju. Ada kalanya stres itu bermanfaat jika disikapi dari sudut pandang positif karena bisa menjadi media pembelajaran bagi seseorang,” kata pria yang akrab disapa Kang Jalal ini.
Banyak orang beranggapan bahwa berpikir positif itu sulit, terlebih di tengah himpitan beban hidup yang semakin meningkat. Padahal, berpikir positif itu bisa dilatih. Bagaimana cara melatihnya?
Pertama, mulailah dari hal kecil pada pagi hari, seperti tersenyum saat melihat matahari terbit dan berkata, "Terima kasih Tuhan atas hidup yang masih Kau beri". Konon, cara simpel ini memiliki pengaruh besar dalam menimbulkan sikap positif seseorang pada hari itu.
“Coba saja praktikkan sendiri setiap pagi, setelah bangun tidur ucapkan rasa syukur kepada Tuhan, pasti itu berimbas baik seharian. Keliatannya sepele, tapi efeknya luar biasa,” tutur Kang Jalal.
Cara kedua yang bisa melatih kita berpikir positif, yaitu dengan meningkatkan selera humor. Bisa dengan menonton film komedi atau bergaul dengan orang yang humoris. Berdasarkan beberapa penelitian, orang yang memiliki selera humor yang tinggi jauh lebih bahagia dan dapat meminimalkan stres dalam dirinya.
Lewat sifat yang humoris pula, seseorang juga dapat dengan mudah melihat sisi baik dari setiap peristiwa. Inilah inti dari berpikir positif, selalu melihat sisi baik sebuah peristiwa dan meredam sisi buruknya.
“Orang yang punya pikiran positif, pembawaannya selalu tenang dan cenderung mampu mengambil sisi baik dari sebuah kejadian, dia tidak hanyut oleh kejadian tersebut melainkan dialah yang mengendalikan pikirannya atas kejadian itu,” sebut Kang Jalal.
Pada dasarnya, setiap peristiwa atau kejadian sifatnya netral.Adapun yang membuat dia positif atau negatif adalah cara berpikir seseorang. Sebagai contoh, peristiwa patah hati yang hampir semua orang alami dapat disikapi secara positif jika kita mampu mengambil sisi baik dari situ.
Patah hati itu kan biasa, mungkin nanti ada yang lebih baik daripada dia. Pemikiran seperti ini dapat membangkitkan kembali semangat seseorang. Namun, jika patah hati disikapi dengan kesedihan berlarut-larut, tentu saja hasilnya pun tidak baik. Orang itu akan diam di tempat dan hidupnya berujung pada kesedihan.
Sering melakukan introspeksi diri juga dapat menumbuhkan sikap positif. Dengan cara ini, seseorang akan mengenali dirinya sendiri, menerima segala kelebihan maupun kekurangannya.
Dikatakan Kang Jalal, dalam kondisi marah atau jengkel, usahakan cari 100 alasan yang membuat kita pantas diperlakukan buruk sehingga menyebabkan kita bereaksi negatif.
“Ketika kita sudah tahu alasan kepantasan itu, pelan-pelan marah kita akan reda dan hati kita juga terasa lebih lapang. Bukalah hati dan pikiran kita untuk menerima apa pun yang sulit atau bahkan tidak bisa kita ubah, setelah itu bangkit dan melangkahlah lebih baik,” paparnya.
Selain dapat meminimalkan stres, berpikir positif dapat membuat keadaan fisik kita jauh lebih sehat. Hormon-hormon yang berperan penting dalam proses metabolisme tubuh akan tersekresi dengan baik. Begitu juga dengan kinerja fungsi tubuh yang optimal. Lebih lanjut, berpikir positif juga dapat membantu proses penyembuhan seseorang.
“Pikiran yang sehat akan menular ke kondisi tubuh yang sehat pula.Moodseseorang akan bagus, kinerja organ tubuhnya pun akan maksimal. Bagi pasien penyakit berat, pola pikir yang positif ini akan sangat membantu proses penyembuhan,” kata dr Surjo Dharmono SpKJ (K), ahli kesehatan jiwa dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Khusus bagi pasien penyakit berat seperti kanker, dibutuhkan peran serta keluarga dan lingkungan dalam menstimulasi diri pasien untuk berpikir positif. Meski tidak dapat mengobati penyakitnya secara langsung, terapi berpikir positif dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga kualitas hidup pasien akan lebih baik dan persentase angka harapan hidupnya bisa lebih panjang.
No comments:
Post a Comment