12 03 2012
Tadi ada yang bertanya bagaimana
menghadapi kelompok-kelompok yang keras dan tidak menerima adanya perbedaan
pendapat seperti yang kita saksikan sekarang. Bagaimana menghadapi mereka ini?
JALALUDDIN RAKHMAT: Saya akan jawab
dari pengalaman hidup saya saja. Pertama, saya akan mengajak mereka perlahan-lahan
kepada kebebasan berpendapat atau penghargaan terhadap cara pandang lain.
Biasanya, saya akan membuat mereka ragu lebih dulu atas pahamnya. Sebab sikap
ekstrim biasanya muncul karena seseorang terlalu yakin bahwa pendapatnya adalah
satu-satunya kebenaran. Saya tunjukkan kepada mereka —secara dialektis— bahwa
pendapat mereka keliru dan menggiring mereka untuk menemukan sendiri kekeliruan
itu. Tapi cara itu tidak gampang, karena memerlukan forum untuk berbicara
seperti itu. Sementara kelompok seperti itu pada galibnya tidak memberikan
forum seperti itu kepada kita. Biasanya sudah ada capnya. Misalnya, kelompok
Ulil Abshar dari Jaringan Islam Liberal sudah pasti salah. Kalau sudah begini,
Anda tidak akan diizinkan untuk masuk ke forum itu. Bila ini yang terjadi, cara
yang terbaik adalah qâlû salâma. Saya akan ucapkan salam saja, ketimbang
menghambur-hamburkan waktu untuk berdiskusi dengan mereka.
Masalahnya, membuat ragu orang lain
selalu diasumsikan sebagai tindakan tasykîk (membuat bimbang -red) yang cenderung
dituduh meragukan kebenaran Allah dan rasul-Nya?
JALALUDDIN RAKHMAT: Ya, disitulah
kesalahannya. Kita meragukan pendapat mereka, lantas diartikan ingin meragukan
kebenaran Alquran dan Sunnah.
[wawancara Ulil Abshar-Abdalla
dengan Jalaluddin Rakhmat yang disiarkan Radio 68H, Kamis 13 Juni 2002]
No comments:
Post a Comment